Never Give up!! Hurry up, Quickly!!

Andaikata Polisi Kita ...



Alangkah hebatnya polisi kita ...

Kenapa hebat? Bukankah polisi adalah profesi yang "rawan" cercaan dan intimidasi moral? Bukankah hampir sebagian besar orang selalu dilematis plus skeptis ketika berurusan dengan polisi? Bukankah di luar sana banyak orang yang lebih baik memilih menghindar untuk tidak berurusan dengan polisi?

Masih ingat berita tahun lalu tentang statemen bahwa polisi adalah institusi paling korup? Berdasar riset Global Corruption Barometer (GCB) 2007 yang diluncurkan Transparansi Internasional Indonesia (TII) , ternyata polisi adalah institusi paling korup. Sekedar tahu, GCB adalah pendapat dan catatan pengalaman masyarakat tentang sebuah institusi yang minta suap. "Jadi ada persepsinya, juga ada pengalaman empirisnya," kata salah seorang pengurus TII.

Lalu, dimana letak kehebatannya? OK, saya bisa katakan ada banyak kemungkinan dari hasil riset itu. Bisa benar bisa salah. Benar karena sesuai fakta, atau mungkin salah karena berbagai macam apologi.

OK, anggap saja riset itu tidak ada. Sekarang kita pakai "ukuran" dan "kacamata" kita sendiri. Tengok lagi dan cari sendiri kemungkinannya dalam kejadian yang paling dekat saja dengan kehidupan kita sehari-hari. Mari sama-sama menjawab pertanyaan berikut ini: Benarkah polisi sedemikian "kotor"nya?

Kalau riset tadi mendapatkan fakta seperti itu, lalu bagaimana dengan kita sendiri? Apakah juga menemukan hal yang sama? Atau sebaliknya, justru polisi adalah "pahlawan" bagi kita karena selalu membantu kelancaran tugas dan aktivitas kita? Atau mungkin kita adalah seorang anak yang menggantungkan hidupnya dari profesi ayahnya sebagai polisi yang selalu bertugas seperti tanpa kenal "jam keluarga": berangkat pagi buta, pulang larut malam. Atau bisa jadi anda seorang perempuan bersuamikan polisi yang selalu bekerja di bawah "ancaman". Hidup di bawah kewas-wasan menunggu suami pulang bekerja dari beragam ancaman, sebut saja ancaman pelaku kejahatan, polusi kesehatan, atau bahkan ancaman berbentuk tuntutan dapur dan perut. Polisi hanyalah jabatan, mereka tetaplah manusia yang perlu ber-"sounding" atas nama kebutuhan asasinya.

Atau barangkali kita juga termasuk pihak yang sering dirugikan polisi. Pernah diperlakukan tidak adil di saat berkendaraan di jalan raya, sehingga harus menyumpahserapahi polisi hingga tujuh turunan. Geram melihat tindakan mereka yang seenaknya memanfaatkan postur wibawanya untuk menarik suap, pelicin, sogokan, atau istilah-istilah lainnya, pokoknya yang berbau "uang haram" lah! Atau mungkin di antara kita yang harus mengelus dada alias makan hati melihat ketidakdisiplinan, keurakan, dan kenaifan polisi yang lebih memilih melakukan "pembodohan" masyarakat dengan ketimbang "membina" masyarakat dalam hal kesadaran hukum dan peraturan. Belum lagi sederet catatan kelabu lainnya dari kondite relasi polisi dengan masyarakat yang begitu banyak. Karena saking banyaknya, mendingan kita tidak perlu pikirkan itu. Capek, alias menguras banyak tenaga dan resiko. Polisi terlalu hebat dan powerful untuk kita lawan.

Saya hanya bisa "melawan"nya dengan menarik nurani saya untuk cukup berstrategi dalam batin: Polisi kita memang HEBAT dan LUAR BIASA! Kenapa? Bayangkan dan rasakan saja deh, di antara sekian banyak himpitan hidup dan tuntutan hidup, mereka masih "rela" berkorban dirinya, baik disadari atau tidak, untuk banyak orang. Berkorban diri hidup di bawah ancaman penyakit pernapasan demi ketertiban lalu lintas yang merupakan tanggungjawabnya sebagai polisi lalu lintas. Siap mengabdikan dirinya sembari mengesampingkan ancaman hilangnya nyawa karena konsekuensi pekerjaan. Dan rela menerima potensi stress dan depresi diri karena selalu berada dalam tekanan dan dilema yang paling pelik sekalipun saat berhadapan dengan beragam tuntutan masyarakat yang kadung permisif dengan faktor-faktor lain kecuali keharusan polisi menjalankan tugasnya dengan benar. Polisi benar-benar profesi paling rawan dan paling banyak mendapatkan tekanan.

Saya hanya bisa berandai dan berangan-angan: andai POLISI kita adalah juga seorang HYPNOTHERAPIST dan MOTIVATOR HANDAL, tentu ia tidak akan sebegitu dilematisnya menghadapi banyak kendala tadi. Ia tahu cara mengendalikan stress atau melepas emosi negatif, bagi dirinya sendiri. Paham cara kerja otak dan pikiran, mengerti dampak dari pikiran positif-negatif, dan mampu mengasah kepekaan hati dan intuisinya. Ia juga sangat piawai cara mengendalikan amarah orang lain dan tahu bagaimana cara mengarahkan bawah sadar orang lain (sugesti) untuk hal-hal positif, seperti memotivasi orang agar taat hukum dan menyadari setiap kesalahan. Polisi yang paham dampak dari setiap tindakan yang dilakukan manusia sehalus dan sekasar, sekecil dan sebesar apapun itu. Dan lain-lain, dan lain-lain ... Pokoknya semua hal yang lumrah bagi seorang Hypnotherapist atau Motivator handal.

Kira-kira, kapan itu bisa terwujud???

tulisan ini juga dimuat di http://diy-malang.blogspot.com/
»»  Selengkapnya ...