Aku pernah berpikir, kenapa orang begitu senang dengan apa yang sudah diraihnya, dan tidak pernah berpikir bahwa mengapa orang lain pun tidak mampu meraihnya? Apa karena orang lain lebih malas?? Orang lain tidak lebih beruntung? Atau orang lain tidak lebih cerdas dari dirinya??
Aku cuma ingin semua tahu bahwa aku sesungguhnya ingin hidup tanpa kemapanan statis. Aku paling tidak suka hidup dengan cara yang itu-itu saja. Monoton, apalagi diwarnai dengan skeptisme. Lebih-lebih lagi jika hidup dengan kemapanan tetapi sementara di sekitarku ternyata tampak bagaikan jurang menganga.
Karena itu aku lalu bersaudara dengan seutas keyakinan: "adakah masa depanku tanpa kebahagiaan yang lahir dari kemapanan?" Punya gaji tetap dari posisi basah sebagai pejabat berkelas tinggi, rumah besar bak istana, mobil mewah. Mungkin, angan-angan ini agak sedikit tidak wajar, lagian siapa sih orang yang tidak mau hidupnya mapan, sejahtera, harmonis, dan semuanya serba terjamin hingga tujuh turunan?
Tapi, aku pernah berpikir.... "Ah, lebih baik dekat dengan rakyat jelata, meski tak harus hidup dengan ngos-ngosan " Dus, pernah aku berpikir tak tertarik sama sekali menjalani hidup ini dengan karir pegawai negeri. "Apa yang didapat? Gaji? Ah, rejeki masih banyak di tempat lain, ketimbang aku harus mengorbankan dinamika." Yang penting jumawa saja.
0 Response to “AKU BERNYANYI DENGAN KETIDAKMAPANAN”
Posting Komentar