Never Give up!! Hurry up, Quickly!!

KECEWA VERSUS KECEWA



Aku memang telah kerap mengecewakan banyak orang. Mereka yang menggantungkan simpati dan kebanggaan di atas pundakku, karena tindakanku, ucapanku, dan segala hal yang berasal dari naluri manusiawi yang kumiliki.

Tapi kemudian semuanya "hangus" karena kenyataan yang berbicara justru sebaliknya. Aku tak mampu memenuhi harapan mereka. Tindakan, ucapan, dan sensibilitasku ternyata "jauh panggang dari api". Tak ada yang pantas untuk dibanggakan, apalagi harus bersimpati. Dus, aku yakin, mereka pasti kecewa.

Tapi tunggu dulu ... aku pun tak lebih demikian juga.

Sebagai manusia, aku juga membutuhkan "tempat bergantung", "tempat bersandar", dan "tempat berpijak". Artinya, akupun sebenarnya sama dengan mereka, naluriku mengatakan aku butuh simpatiku kuletakkan di pundak orang lain, rasa banggaku ku amanatkan kepada orang lain. Dus, aku membutuhkan panutan.

Dan apa yang terjadi ...???

Mereka yang selama ini kubanggakan, kutanam dalam-dalam rasa simpatiku, tanpa sadar satu demi satu rontok dan surut. Mereka yang selama ini kucontoh sisi baiknya, kini mulai menampakkan dominasi sisi buruknya, kekurangannya.

Untunglah, karena wawasan inilah, aku semakin percaya diri. Aku tidak terlalu pusing dengan kekuranganku sendiri. Apalagi jika sampai kekurangan ini menjadi sumber kekecewaan orang lain. Pikirku, "Inilah namanya pertarungan dua kutub kekecewaan". Mereka yang kecewa kepada ku belum tentu mampu meyakinkanku bahwa mereka pun akan sanggup membuatku bangga.

Dasar manusia, tak ada yang sempurna.

0 Response to “KECEWA VERSUS KECEWA”